PROGRAM KAJIAN KITAB KUNING DISEKOLAH FORMAL SMP NEGERI 3 RAJADESA
Oleh : Iing Solihin, S.Pd., M.Pd.
Kajian kitab kuning adalah salah satu kajian yang biasanya diberlakukan di pesantren-pesantren salafiah. Namun kali ini kajian kitab kuning menjadi program sekolah di SMPN 3 Rajadesa. Hal ini berdasarkan kultur dan budaya lingkungan sekolah, yakni kultur lingkungan sekolah yang Religius. Dengan adanya kegiatan pembiasaan kajian kitab kuning ini diharapkan siswa yang tidak mukim atau mondok di pesantren mampu dan memahami tentang isi kitab kuning sehingga menjadi pedoman di kehidupannya sehari-hari. Besar harapan kami sebagai Pimpinan Sekolah akan berdampak kepada peningkatan peserta didik baru dari berbagai daerah di Indonesia serta kerjasama yang baik dengan pesantren yang lain yang ada di sekitar Desa Tanjungsukur dan Desa Tanjungsari, Kecamatan Rajadesa.
Dalam implementasi kurikulum Merdeka sesuai dengan Visi Pendidikan Nasional mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila Yang Bernalar kritis, kretif, mandiri, beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, bergotong royong dan berkebhinekaan global. Kurikulum Merdeka lebih berfokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Proses pembelajaran diharapkan menjadi lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru, dan menyenangkan.
Adapun Kurikulum Merdeka yang sudah diketahui bersama mencakup tiga tipe kegiatan pembelajaran sebagai berikut:
Pembelajaran intrakurikuler yang dilakukan secara terdiferensiasi sehingga peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Hal ini juga memberikan keleluasaan bagi guru untuk memilih perangkat ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didiknya.
Pembelajaran kokurikuler berupa projek penguatan Profil Pelajar Pancasila, berprinsip pembelajaran interdisipliner yang berorientasi pada pengembangan karakter dan kompetensi umum.
Pembelajaran ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai dengan minat murid dan sumber daya satuan pendidik. Berdasarkan pertimbangan tersebut, Profil Pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi, yaitu: 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bergotong-royong, 4) berkebinekaan global, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif.
SMPN 3 Rajadesa adalah sekolah yang siswanya didominasi dari lingkungan pesantren, sudah barang tentu harus bisa menyesuaikan dengan kondisi dan keinginan masyarakat yang berkaitan erat dengan peningkatan wawasan keagamaan. Sejalan dengan diberlakukannya Kurikulum Merdeka, maka kegiatan ektrakurikuler yang dilaksanakan sesuai dengan minat murid dan sumber daya satuan Pendidikan maka di SMPN 3 Rajadesa dilaksanakan kajian kitab kuning, yang terdiri dari kitab Jurmiah, dan Kitab Sulamut Ataupik yang terhimpun pada kegiatan Diniyah Wustho yang telah sejak lama ada di SMPN 3 Rajadesa. Oleh karena itu dalam, komponen KOSP SMPN 3 Rajadesa dituangkan sebagai pengambangan diri.
Kitab kuning, dalam pendidikan agama Islam, merujuk kepada kitab-kitab tradisional yang berisi pelajaran-pelajaran agama Islam (diraasah al-islamiyyah) yang diajarkan pada pondok-pondok Pesantren, mulai dari fiqh, aqidah, akhlaq, tata bahasa arab (`ilmu nahwu dan `ilmu sharf), hadits, tafsir, ilmu Al-Qur’an, hingga pada ilmu sosial dan kemasyarakatan (mu`amalah). Dikenal juga dengan kitab gundul karena memang tidak memiliki harakat (fathah, kasrah, dhammah, sukun, dan sebagainya). Oleh sebab itu, untuk bisa membaca kitab kuning diperlukan kemahiran dalam tata bahasa Arab (nahwu dan sharf) (sumber : Wikipedia)
Dalam implementasi gagasan kajian kitab kuning, selaku pimpinan saya bekerjasama dengan MUI tingkat Desa Tanjungsukur Dan Tanjungsari beserta Ustadz dan Guru PAI untuk mendiskusikan tentang gagasan kajian kitab kuning di SMPN 3 Rajadesa, terutama dikatkan dengan Profil Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Murid pun diharapkan memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia: (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.
Dalam pelaksanaan di lapangan ini berdasarkan hasil diskusi dengan guru yang lain, maka pada tahap ini dilaksanakan pertemuan dan diskusi dengan para mudaris/ustad yang nantinya dijadikan sebagai Guru Khusus yang akan membimbing peserta didik dalam mengkaji kitab kuning di sekolah.
Pada Langkah eksekusi atau realisasi dari rencana pembiasaan tersebut dengan ketetapan yang telah disepakati maka diambillah mudaris dari beberapa wilayah yang ada Di Desa Tanjungsukur dan Tanjungsari dengan harapan akan membawa dampak positif terhadap perkembangan bidang Ahlak para peserta didik. Sekolah SMPN 3 Rajadesa telah berkolaborasi dengan Pesantren Al-Mansuriyah sejak jauh-jauh hari, dimana Peserta didik kami juga banyak yang bermukim dipesantren di sekitar sekolah sehingga diharapkan siswa yang tidak dipesantren juga bisa mempelajarai kajian kitab kuning tersebut.
Meskipun kajian ini merupakan ekstrakurikuler, pimpinan tetap melakukan refleksi dan umpan balik terhadap kegaiatan pembiasaan keagamaan ini. Kami melakukan pengecekan secara berkala terhadap kegiatan pembiasaan keagamaan ini terutama pengecekan kehadiran mudaris dan peserta didik. Kami juga melakukan wawancara dengan peserta didik terkaint program pembiasaan keagamaan terutama dalam kajian kitab kuning. Dengan adanya refleksi dan umpan balik ini diharapkan kedepannya akan ada beberapa perbaikan menuju yang lebih baik lagi. Harapan kami selanjutnya adalah semakin banyak yang tertarik dan ikut dalam barisan sekolah SMPN 3 Rajadesa, sehingga terciptanya siswa-siswi yang Berkelas, sesuai visi sekolah kami SMPN 3 Rajadesa.