Pramuka Sebagai Wadah Pembentuk Karakter Anak Bangsa

Oleh : Iis Siti Aisyah

“Bukan tentang kemenangan tapi tentang pengalaman. Bukan tentang juara, tapi tentang kerja keras.”

Siapa yang tidak mengenal pramuka? Salah satu organisasi besar secara nasional ataupun internasional yang selalu eksis sampai sekarang. Pramuka adalah sebuah akronim dari Praja Muda Karana yang memiliki makna atau arti perkumpulan pemuda yang suka berkarya. Di dunia global atau internasional pramuka dikenal dengan nama scouting atau scout movement yang berarti Gerakan Kepanduan. Adapun induk gerakan kepanduan dunia dikenal dengan istilah WOSM (World Organization of the Scout Movement) yaitu organisasi non pemerintah yang menaungi organisasi kepanduan di seluruh dunia. Nama pramuka sendiri di setiap negara berbeda-beda, seperti di Malaysia yang diberi nama Persekutuan Pengakap Malaysia, begitu juga Singapura yang diberi nama The Singapore Scout Association.

Adanya Gerakan Pramuka atau kepanduan di Indonesia merupakan sejarah panjang dari berbagai proses dalam upaya kemerdekaan Indonesia.  Dimulai dari peristiwa Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908, kemudian bangsa Indonesia menggalang persatuan untuk kemerdekaan yang ditandai dengan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Setelah berhasil menggalang persatuan, bangsa Indonesia siap menegakkan kemerdekaan yang ditandai dengan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Proses akhir dari perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah mengisi kemerdekaan dengan memandegani  (mempelopori) pembangunan bangsa.

Dari sejarah di atas, kepanduan atau Gerakan Pramuka bisa dikatakan sebagai gerakan nyata untuk mengubah nasib bangsa. Meskipun pada kenyataanya pramuka merupakan organisasi pendidikan nonformal, tetapi pramuka memiliki peran yang nyata dan vital untuk membentuk kepribadian generasi muda. Terlebih di zaman serba teknologi  cepat seperti sekarang  yang lebih mementingkan diri sendiri atau sering kita dengar sifat individualisme, egoisme, dan eksisme. Tentu saja, pramuka juga mengikuti zaman teknologi. Namun watak atau kepribadian seperti gotong royong, kecakapan, kedisiplinan, bertindak cepat dan tepat merupakan inti dari sebuah ajaran yang bisa didapatkan dari Pramuka. Sesuai dengan ciri khas bangsa Indonesia yaitu bangsa yang suka bergotong royong. Sayangnya, di era yang mulai tergerus zaman ini, sifat-sifat dan kearifan lokal bangsa mulai tergilas dan terganti dengan budaya luar yang kurang terfilterasi.

Apa saja sih yang bisa kita banggakan dari Pramuka?

Pertama, pramuka memberikan edukasi dasar dan bisa diikuti semua kalangan. Seperti yang kita kenal bahwa pramuka memiliki golongan dimulai dari siaga, penggalang, penegak, dan pandega.

Pramuka Siaga diikuti oleh anak yang berusia 7 sampai 10 tahun atau dari kelas 1 Sekolah Dasar sampai kelas 4 Sekolah Dasar. Pada periode ini, anggota pramuka mengisi kegiatan dengan bermain dan lebih banyak mengenal hal-hal dasar kepramukaan. Pemakain warna hijau menjadi identitas dan ciri khas dari pramuka siaga. Kegiatan pramuka untuk golongan siaga adalah Pesta Siaga yang diisi dengan berbagai kegiatan seperti pesta seni budaya, rekreasi, perkemahan siang hari, pameran, dan pawai hias. Satuan terkecil pada tingkat siaga disebut dengan barung yang terdiri dari 5 sampai 10 orang dalam satu barung.

Pramuka Penggalang diikuti oleh anak yang berusia 11 sampai 15 tahun atau dari kelas 5 Sekolah Dasar sampai dengan kelas 9 Sekolah Menengah Pertama. Anggota Pramuka Penggalang memiliki ciri khas pemakaian warna merah, seperti terdapat pada tanda pengenal seragam Pramuka, tali koor, dan warna SKU. Satuan terkecil anggota Pramuka Penggalang disebut dengan regu, dan masing-masing regu terdiri dari 8 orang. Setiap regu putri memiliki nama yang bisa diambil dari nama bunga dan regu putra  memakai nama hewan.

Golongan selanjutnya yaitu penegak. Anggota pramuka berkisar 16 sampai usia 20 tahun atau dari kelas 10 Sekolah Menengah Atas sampai perkuliahan. Ciri khas warna dari anggota penegak adalah kuning. Setiap anggota Pramuka Penegak memiliki satuan terkecil terdiri dari 7 sampai 10 orang yang disebut sangga dan Satuan Kelompok yang disebut dengan ambalan. Nama ambalam pada gugus depan diambil dari nama tokoh-tokoh pejuang atau pahlawan. Kegiatan yang bisa diikuti anggota Pramuka Penegak adalah raimuna.

Adapun pandega adalah anggota Gerakan Pramuka yang sudah beranjak dewasa berusia 21 sampai 25 tahun. Pada usia ini disebut juga Senior Rover, yaitu masa awal dewasa (early adulthood). Masa usia ini menurut Teori Jean Peaget merupakan perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia dua puluh tahun dan yang berakhir pada usia tiga puluh tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi, masa mempersiapkan untuk berkarir, dan membentuk ideologi  pribadi yang di dalamnya juga meliputi penerimaan terhadap nilai dan sistem etik. Pembinaan Pramuka Pandega dilakukan mulai dari tingkat Gugus Depan dalam satuan yang disebut racana.  Arti kata racana adalah dasar penyangga tiang bangunan yang dalam bahasa Jawa  disebut umpak. Nama racana umumnya menggunakan nama pahlawan. Namun tidak menutup kemungkinan penggunaan nama jenis senjata, nama kerajaan dalam pewayangan atau cerita mitos dipakai.

Kedua, Pramuka memberikan dampak yang baik bagi generasi muda karena mengajarkan kedisiplinan. Pada kegiatan kepramukaan sendiri ada yang disebut dengan Dasa Darma Pramuka atau sepuluh kebajikan yang menjadi pedoman dan ketentuan moral bagi anggota Gerakan Pramuka dalam bertingkah laku sehari-hari. Adapun bunyi Dasa Darma Pramuka yaitu sebagai berikut:

  1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Cinta alam dan kasih sayang sesame manusia.
  3. Patriot yang sopan dan ksatria.
  4. Patuh dan suka bermusyawarah.
  5. Rela menolong dan tabah.
  6. Rajin, terampil, dan gembira.
  7. Hemat, cermat, dan bersahaja.
  8. Disiplin, berani, dan setia.
  9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
  10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.

Dasa Darma di atas juga memberikan makna yang menjelaskan nilai-nilai yang harus dihayati dan diamalkan oleh anggota pramuka. Bukan hanya sekedar slogan atau kata-kata semata.

Ketiga, pramuka tidak hanya bisa kita temukan di sekolah formal sebagai ekstrakulikuler wajib, namun juga bisa kita temukan di organisasi luar sekolah. Betul sekali, pramuka merupakan organisasi yang paling lengkap dan yang paling luas cakupan materinya. Seperti yang kita kenal dengan nama Satuan Karya (Saka). Saka adalah organisasi pendukung Gerakan Pramuka pada kwartir penyelenggara kecakapan hidup dan kompetensi aggota pramuka.  

Menurut  Firmansyah, Z.A (2021, Juni 16) Saka: Pengertian dan Jenisnya dalam Pramuka (kompas.com)  diakses dari https://www.kompas.com/skola/read/2021/06/16/122019169/saka-pengertian-dan-jenisnya-dalam-pramuka dalam buku Panduan Resmi Pramuka (2015), ada 11 jenis saka atau satuan karya pramuka, yaitu:

  • Saka Dirgantara

Jenis saka ini menjadi wadah pendidikan serta pelatihan di bidang kedirgantaraan. Harapannya setelah melalui serangkaian proses, para anggota pramuka bisa mengabdi dan berguna bagi masyarakat, bangsa serta negara.

  • Saka Bhayangkara

Jenis saka ini menjadi wadah pendidikan serta pelatihan di bidang keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). Para anggota pramuka diharapkan nantinya bisa berguna serta mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan negara.

  • Saka Bahari

Jenis saka ini menjadi wadah pendidikan serta pelatihan keterampilan di bidang kebaharian. Pelatihan ini juga menjadi upaya menumbuhkan rasa cinta dan sikap hidup yang berorientasikan pada kebaharian, termasuk laut serta perairan dalam.

  • Saka Bakti Husada

Jenis saka ini menjadi wadah pendidikan serta pelatihan keterampilan di bidang kesehatan. Setelah menempuh pendidikan di saka ini, para anggota pramuka diharapkan bisa membaktikan dirinya kepada masyarakat di bidang kesehatan.

  • Saka Keluarga Berencana (Kencana)

Jenis saka ini menjadi wadah pendidikan serta pelatihan di bidang keluarga berencana. Para anggota pramuka akan mendapat pengetahuan serta keterampilan praktis di bidang bakti masyarakat, khususnya keluarga berencana, keluarga sejahtera serta pengembangan kependudukan.

  • Saka Taruna Bumi

Jenis saka ini menjadi wadah pendidikan serta pelatihan yang bergerak dalam pertanian. Dalam saka ini, anggota pramuka akan mendapat pengetahuan, pelatihan kepemimpinan, keterampilan dan kecakapan, sehingga nantinya diharapkan mereka bisa produktif dan membantu mengembangkan pembangunan pertanian.

  • Saka Wanabakti

Jenis saka ini menjadi wadah pendidikan serta pelatihan di bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup. Lebih spesifiknya, saka ini melatih anggota pramuka untuk lebih terampil, dapat menumbuhkan kesadaran, dan rasa tanggung jawab terhadap pelestarian sumber daya alam serta lingkungan hidup.

  • Saka Wirakartika

Jenis saka ini menjadi wadah pendidikan serta pelatihan di bidang pendidikan bela negara. Pelatihan saka ini dibina oleh TNI AD (Angkatan Darat). Pengajarannya berfokus untuk memberi pengetahuan, mengembangkan keterampilan di bidang bela negara

  • Saka Pariwisata

Jenis saka ini menjadi wadah pendidikan serta pelatihan di bidang pariwisata. Pelatihan ini dapat mencakup pemandu wisata, penyuluh wisata serta kuliner.

  • Saka Widya Bakti

Jenis saka ini menjadi wadah pendidikan dan pelatihan di bidang bakti masyarakat. Dalam saka ini akan diajarkan berbagai pengetahuan dan keterampilan, khususnya pembelajaran mengenai pendidikan kecakap hidup, media pendidikan dan pemerataan pemberatasan buta aksara (buta huruf).

  • Saka Kalpataru

Jenis saka ini menjadi wadah pendidikan dan pelatihan di bidang lingkungan hidup. Artinya anggota pramuka akan diberikan pengetahuan dan keterampilan di bidang pemeliharaan lingkungan hidup.

Dari penjelasan mengenai macam-macam Satuan Karya (Saka) di atas, sudah jelas bahwa pramuka adalah organisasi besar dan sangat berpotensi untuk menjadi wadah kegiatan yang bermanfaat untuk generasi emas Indonesia. Sehingga keinginan atau visi Indonesia emas tahun 2045 bisa terwujud. Hal ini juga selaras dengan tema Hari Ulang Tahun Pramuka ke-62 kemarin yaitu Menjadi Sumber Daya Manusia yang Profesional dan Proporsional.

Keempat, pramuka sesuai dan selaras dengan fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional yaitu mengembangkan potensi pelajar dengan karakter Pancasila agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, mandiri, berilmu, dan bernalar kritis, berkebinekaan, bergotong royong, dan kreatif.

Pembelajaran yang berdiferensiasi dan bermakna seperti pada kurikulum merdeka yang sekarang digaungkan pun sangat mirip dengan pembelajaran dalam pramuka. Artinya, pramuka adalah role model pembelajaran ekstrakulikuler yang bisa diadopsi dalam pembelajaran intrakulikuler. Sehingga, pembelajaran lebih menyenangkan dan dihayati oleh semua peserta didik. Karena intisari pembelajaran intrakulikuler itu sendiri merupakan bermain bermakna sebagai perwujudan “Merdeka Belajar, Merdeka Bermain”.

Meskipun kepramukaan memiliki ciri khas kebebasan dalam menyampaikan materi, kegiatan pramuka juga memiliki target dan fokus yang harus diraih oleh peserta didik. Yaitu dengan cara mengisi Syarat Kecakapan Umun (SKU) dan Syarat Kecakapan Khusus (SKK). Ini merupakan pembelajaran yang baik untuk menumbuhkan tanggung jawab peserta didik pada target yang ingin dicapainya.

Misalnya Syarat Kecakapan Umum atau SKU. Pada Pramuka tingkatan siaga, ada tiga target yang harus dicapai yaitu siaga mula, siaga bantu, dan, siaga tata. Syarat Kecakapan Umum tingkat penggalang yaitu penggalang ramu, penggalang rakit, dan penggalang terap. Pada tingkatan penegak ada dua target yang harus dicapai yaitu penegak bantara dan penegak laksana. Adapun untuk Pramuka Pandega harus menyelesaikan SKU agar menjadi Racana Pandega.

Target-target di atas memberikan dampak baik bagi anggota pramuka agar memiliki tanggung jawab dan visi untuk terus bergerak menjadi lebih baik dan berkembang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Itu pula yang diharapkan para tokoh bangsa bagi generasi bangsa Indonesia ini. Seperti yang Ki Hajar Dewantara katakan bahwa pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Pada akhirnya, sistem dan kurikulum sebagus apapun tidak akan berjalan dengan baik jika manusia yang ada di dalamnya tidak mengoptimalkan potensinya masing-masing. Karena itu, pramuka bisa menjadi jawaban dari perubahan kurikulum yang sering terjadi dengan menggerakkan semua elemen dan organisasi yang terlibat di dalamnya untuk sama-sama membentuk karakter manusia pancasila. Inilah harapan negara kita Indonesia, yaitu terciptanya Sumber Daya Manusia yang Profesional dan Proporsional untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.

Momen-momen kebersamaan bersama Pramuka Inti Netira

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *